Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

PART 4 – KETIKA BAYAR PARKIR TIDAK ADA UANG

Jadi kemarin ceritanya saya membelikan buku untuk teman saya, sebuah buku titipan, sebuah buku yang akan saya baca terlebih dahulu sebelum saya kasih, karena ketika saya menelpon temen saya apakah buku tersebut mau di sampul atau tidak dia jawab iyaa, otomatis bukunya di buka dari segelnya, jadi apa salahnya saya baca terlebih dahulu, mudah mudahan ada ilmu baru yang bisa di ambil, lantas saya berfikir apakah yang akan saya lakukan termasuk sebuah tindakan Kriminal? Tentang pencurian sebuah ilmu. Entahlah saya tidak tahu itu…

( Jika belum baca : PART 3 - NAWAR HARGA DI TOKO BUKU )

Saya bayar pake debit, karena saya lupa belum mengambil uang di atm, namun saya kaget juga karena di dompet tidak ada uang sedikitpun. Bahkan tidak ada untuk bayar parkir sekalipun, saya bingung harus gimana? Lantas saya berfikir :

“Kira Kira Strategi apa yang akan saya aplikasikan jika nanti bertemu dengan tukang parkir”. Ucap saya dalam hati sambil berfikir dengan keras…

BAYAR PARKIR TIDAK ADA UANG
BAYAR PARKIR TIDAK ADA UANG

Setelah itu saya pun segera pergi dari toko buku tersebut, namun karena saya tidak mempunyai uang parkir saya pun siaga 1, memastikan tukang parkir itu sedang lengah, dengan niatan bisa kabur tanpa membayar parkir.

Emang sih sebelumnya saya datang ke toko buku tersebut tidak melihat tukang parkir sama sekali, namun saya mempunyai firasat yang buruk dan kecurigaan yang mendalam kepada tukang parkir, Karena biasanya ketika kita hendak meninggalkan area tersebut tukang parkir dengan seketika suka ojol-ojol langsung ada di belakang kita sambil memegang jok, seolah olah itu kode penagihan, dan mau gamau kita harus mengeluarkan uang parkir.

 “Pak, punten saya ga pegang uang buat parkir”. Ucap saya sambil memelas.

 “Iya gpp kang, parkir mah GRATIS katanya” Ucap tukang parkir tersebut

Sebenarnya saya tahu sih, kalo parkir di toko buku togomas mah gratis, soalnya ada spanduk besar bertuliskan GRATIS PARKIR. Namun mungkin karena kebiasaan atau bagaimana, jadi ketika mau keluar tuh serasa malu aja gitu kalo ga ngasih buat uang parkir, kecuali kalau dia nya itu SETYA NOVANTO, karena saya yakin ga akan di terima kalo saya kasih 2rb Rupiah mah, kan dia mah ga makan uang parkir, tapi UANG RAKYAT.. #eh..



“Ini juga saya beli buku ga pake uang”. Ucap saya

“Lah, masa iya kang? Terus bayarnya gimana.” Ucap si bapak dengan penuh penasaran

“Tadi saya gesek gesek KARTU ATM muncul jin pak” Ucap saya kepada sia bpk parkir, dengan expressi datar.

“Wah si akang mah ada ada saja, hehe..”. Ucap si bpk parkir sambil tertawa

“Serius pak, tau tau lunas aja.. muncul struk”. Ucap saya meyakinkan

“Gimana akang aja ah terserah, haha.” Ucap si bapak parkir lagi sambil ketawa seolah ga peduli.

Tidak saya sangka, si bapak parkir ini ternyata cerdas, tidak bisa saya kelabui, mungkin ketika dia sekolah dia cerdas, cuman tidak ada yang tahu aja. Bukan hanya itu, mungkin dia juga sering mendengar nasihat orang tua, walaupun dia sudah tua. “Jangan percaya omongan orang, musryik.”. Percaya mah sama gusti allah. Mungkin seperti itu nasihatnya..

“Pak, motornya titip aja dulu, saya mau pulang dulu kerumah ambil uang buat parkir”. Ucap saya.

“Eh kang gpp, kan saya udah bilang, parkir motormah gratis” ucap si bapak aprkir lagi

“Ah.. pak ga enak atuh kalo ga ngasih uang parkir mah, kan bapak sudah menjaga motor saya dengan penuh pengawasan.” Ucap saya kepada si bapak parkir.

“Eh gpp kang, Gratis. Inimah dari togomasnya” Ucap si bapak parkir

“Gpp atuh atuh pak, kan bapak sudah berjasa dalam hidup saya, bapak menjaga motor ini dari orang orang jahat, kalo ga ada bapak mungkin motor saya sudah menjadi motor bodong tanpa surat surat di tangan orang lain.” Ucap saya, sambil memuji si bapak parkir

“ah.. si akang ini mah suka berlebihan, hehe” Ucap si bapak parkir sambil tersenyum, tersipu malu.
“Serius pak, saya titip dulu ya, nanti saya ambil.” Ucap saya kembali..

“Eh kang serius ini mau di tinggal? Terus nanti akang pulangnya gimana?”. Ucap si bapak parkir seolah dengan rasa tidak percaya, dengan expressi yang bengong, dan kalian dapat bayangkan sendiri..

Mungkin dalam hatinya berkata “Ini manusia error apa gimana?” Ucap si bapak parkir dalam hatinya..

“Gpp pak, bentar lagi ajudan saya jemput”. Ucap saya dengan memberikan seyuman.

“Eh si akang.” Ucapnya si bapak parkir lagi dengan perasaan yang tidak karuan.

Mungkin dalam hatinya berfikir “Ieu budak saha sih? Boa boa budaknya mantri”. Artinya : ini anak siapa sih? Jangan jangan anaknya mantri. Ucap si bapak parkir dalam hatinya…

Sesegera mungkin saya memesan transportasi online sebuah aplikasi bernama Grab / Gojek (Sengaja saya tulis kedua duanya, karena 2 aplikasi tersebut adalah rival, dan jika saya tulis salah satu takut ada kecemburuan dari salah satu pihak. Kecuali salah satu pihak menjadi sponsor tulisan ini, haha..)
 
Sebuah aplikasi ajaib yang memudahkan umat manusia untuk pergi kemana mana, di operasikan oleh manusia yang siap mengantarkan nya, di bayar menggunakan uang ketika kita memakai jasanya, dan yang lebih penting aplikasi ini di ciptakan oleh manusia, dengan perantara ilmu yang tuhan berikan kepada manusia, dan seolah olah manusia lah yang menciptakannya secara keseluruhan, dan manusia pula yang mengambil keuntungannya. Itupun jika kalian percaya akan tuhan, jika tidak itu hak kalian, saya tidak peduli. Tetapi saya yakin tuhan itu ada, dan maha mengetahui.


Lanjut ke cerita :

Tidak lama kemudian datanglah sebuah mobil untuk menjemput saya, sebuah mobil avanza berwarna hitam, dengan segara mungkin saya masuk kedalam mobil tersebut sambil pamitan dan melambaykan tangan kepada si bapak parkir itu, si bapak parkir tersebut membalas melambaikan tangan sambil tersenyum, seolah olah kita sudah kenal lama dan bersahabat.
Apakah kalian tahu satu hal?

“Sebenarnya saya tidak membawa motor ke TOGOMAS.., saya hanya pura pura, mengaku ngaku punya motor yang di parkir di togomas, bisa kalian bayangkan ketika yang punya MOTOR ambil motor tersebut dan ternyata bukan saya? 

Ketika dalam  mobil saya langsung bilang ke supir mobil tersebut : 
“Mang, mampir dulu kea atm ya, saya mau ambil uang”. Ucap saya..

“Iya kang siap” Ucap dia

Lalu setelah mengambil beberapa uang, sayapun naik mobil kembali dan sampai lah di tempat tujuan, tidak lupa saya membayar dan mengucapkan terimakasih banyak.

Sesampainya  ke kosant dengan sesegera mungkin saya mengambil motor saya, dan menuju ke togamas kembali untuk menemui bapak parkir yang tadi.

Sesampainya di togomas, ternyata motor yang saya akui ternyata masih ada, dan kemungkinan besar si bapak parkir belum ketemu dengan yang asli punya motor. Lantas dia bertanya kepada saya..

“Kang, ko bawa motor lagi?, terus ini bawanya nanti gimana?” Ucap dia penuh penasaran

“Hehe, gapapa pak, nitif aja, ini ada uang buat rokok untuk bapak” ucap saya sambil tersenyum..

“Eh kang ini maksudnya gimana?” ucap si bapak parkir dengan penuh keheranan

“Assalamualaikum wr wb” Ucap saya pamit, dengan mengabaikan pertanyaanya, karena tidak wajib saya jawab.

“Eh, Si akang, waa alaikum salam,” ucap dia.

Dalam hati saya berfikir, mungkin si bapak parkir ini akan sadar itu motor bukan punya saya ketika yang punya dating dan mengambil motor tersebut.

Disaat yang bersamaan saya juga berfikir, maafkan aku pak karena telah mengerjai bapak seperti layaknya film film di telepisi.

Bersambung…

Baca Juga :

Posting Komentar untuk "PART 4 – KETIKA BAYAR PARKIR TIDAK ADA UANG"